Bagaimana serat kertas saling mengikat telah menjadi perhatian khusus para ahli sejak lama.Sudah banyak teori yang beredar namun teori yang paling umum adalah ikatan hidrogen sebagai kekuatan penyatuan yang mendominasi.
Saat memproduksi kertas, reaksi antara serat dan air sangatlah penting.Sehingga membuat kertas tanpa air sama sekali tidak mungkin (mustahil).
Molekul air yang paling dekat dengan permukaan serat akan tertarik oleh gugus OH pada permukaan serat sehingga molekul air terikat. Semakin jauh molekul air dari permukaan serat, maka semakin sedikit daya tariknya. Jadi, selama kertas masih basah, sebagian besar molekul air dapat bergerak bebas (molekul air bebas).
Saat kertas mengering, maka molekul air bebas akan hilang. Hal ini membuat permukaan serat yang berdekatan akan saling tarik-menarik satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul air yang terikat pada gugus OH.
Setelah beberapa saat, maka sebagian dari air yang terikat akan menghilang dan semakin banyak ikatan hidrogen antar gugus OH pada permukaan serat yang terbentuk. Semakin banyak ikatan hidrogen langsung yang terbentuk, maka semakin kuat serat akan saling mengikat.
Banyaknya ikatan hidrogen yang dapat dibentuk, tergantung pada banyaknya gugus OH pada permukaan serat. Gugus-gugus OH yang diperlukan dapat ditemukan dalam selulosa dan hemiselulosa tetapi tidak pada lignin. Jadi jika serat dikelilingi oleh lignin, maka tidak akan dapat mengembangkan ikatan hidrogen yang kuat.
Akibatnya, jumlah gugus OH di permukaan sangat tergantung pada jenis bubur kertas yang digunakan. Dalam pulp kimia, telah kita ketahui bahwa dinding primer dan dinding sekunder luar (S1) telah terpisah, sehingga jumlah gugus OH tinggi.
Sedangkan dalam pulp mekanis, masih banyak lignin pada permukaan serat, sehingga jumlah gugus OH jauh lebih rendah.
Untuk dapat membuat banyak ikatan hidrogen, maka area kontak langsung antara serat harus sebesar mungkin. Semakin halus dinding serat, semakin mudah pembentukan formasi antar serat dan permukaan yang kontak langsung antara serat jadi meningkat.
Kehalusan dinding serat tergantung pada kapasitasnya untuk menyerap air. untuk mengakalinya maka kita perlu meningkatkan daya serap air melalui proses refining.
Sebelum kita mempelajari dampak/akibat proses rifaining, mari kita mengenal kembali struktur serat itu sendiri.
L = Lumen.
S3 = Lapisan interior dinding sekunder (Secondary wall).
S2 = Lapisan tengah dinding sekunder (Secondary wall).
S1 = Lapisan eksterior dinding sekunder (Secondary wall).
P = Dinding primer (Primary wall).
M = Lamella tengah (Middle lamella).
Selama proses refining:
Fibrilasi secara eksterior dan interior ini memudahkan air menembus ke dalam dinding serat. sehingga seratnya akan lunak dan lentur.
Referensi :
Ebook CEPATEC AB Knut-Erik Persson
Ilustrasi, susunan serat pada kertas
Saat memproduksi kertas, reaksi antara serat dan air sangatlah penting.Sehingga membuat kertas tanpa air sama sekali tidak mungkin (mustahil).
Molekul air yang paling dekat dengan permukaan serat akan tertarik oleh gugus OH pada permukaan serat sehingga molekul air terikat. Semakin jauh molekul air dari permukaan serat, maka semakin sedikit daya tariknya. Jadi, selama kertas masih basah, sebagian besar molekul air dapat bergerak bebas (molekul air bebas).
Ilustrasi. Molekul air yang berikatan dengan gugus OH pada permukaan serat
Saat kertas mengering, maka molekul air bebas akan hilang. Hal ini membuat permukaan serat yang berdekatan akan saling tarik-menarik satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul air yang terikat pada gugus OH.
Setelah beberapa saat, maka sebagian dari air yang terikat akan menghilang dan semakin banyak ikatan hidrogen antar gugus OH pada permukaan serat yang terbentuk. Semakin banyak ikatan hidrogen langsung yang terbentuk, maka semakin kuat serat akan saling mengikat.
Ilustrasi. Ikatan hidrogen antara permukaan serat
Banyaknya ikatan hidrogen yang dapat dibentuk, tergantung pada banyaknya gugus OH pada permukaan serat. Gugus-gugus OH yang diperlukan dapat ditemukan dalam selulosa dan hemiselulosa tetapi tidak pada lignin. Jadi jika serat dikelilingi oleh lignin, maka tidak akan dapat mengembangkan ikatan hidrogen yang kuat.
Akibatnya, jumlah gugus OH di permukaan sangat tergantung pada jenis bubur kertas yang digunakan. Dalam pulp kimia, telah kita ketahui bahwa dinding primer dan dinding sekunder luar (S1) telah terpisah, sehingga jumlah gugus OH tinggi.
Ilustrasi, fiber yang sudah di rifaining
Sedangkan dalam pulp mekanis, masih banyak lignin pada permukaan serat, sehingga jumlah gugus OH jauh lebih rendah.
Ilustrasi, serat mekanik yang masih punya lignin
Untuk dapat membuat banyak ikatan hidrogen, maka area kontak langsung antara serat harus sebesar mungkin. Semakin halus dinding serat, semakin mudah pembentukan formasi antar serat dan permukaan yang kontak langsung antara serat jadi meningkat.
Foto mikroskop. Liner
Kehalusan dinding serat tergantung pada kapasitasnya untuk menyerap air. untuk mengakalinya maka kita perlu meningkatkan daya serap air melalui proses refining.
Sebelum kita mempelajari dampak/akibat proses rifaining, mari kita mengenal kembali struktur serat itu sendiri.
Ilustrasi, lapisan serat
L = Lumen.
S3 = Lapisan interior dinding sekunder (Secondary wall).
S2 = Lapisan tengah dinding sekunder (Secondary wall).
S1 = Lapisan eksterior dinding sekunder (Secondary wall).
P = Dinding primer (Primary wall).
M = Lamella tengah (Middle lamella).
- Dinding primer dan dinding sekunder luar (S1) akan terpecah. Kemudian permukaan serat akan mengembang (Eksterior Fibrilasi).
- Dinding serat (S2) akan terbelah dan terlepas (Interior Fibrilasi).
Ilustrasi dinding serat mengembang
Fibrilasi secara eksterior dan interior ini memudahkan air menembus ke dalam dinding serat. sehingga seratnya akan lunak dan lentur.
Referensi :
Ebook CEPATEC AB Knut-Erik Persson
Komentar
Posting Komentar